Hati-hati dengan hati

Seorang muslim akan bahagia ketika ia dapat menjauhi keluhan, kesediahn, dan kerinduan. Demikian pula ketika ia dapat mengatasi keterasingan, keterputusasaan, dan keterpisahan yang dikeluhkan para penyair. Betapapun yang demikian itu adalah tanda kehampaan hati.

{Tidakkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Rabb-nya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?}

(QS. Al-Jatsiyah: 23)

Nb: diangkat dari sebuah tulisan di buku La Tahzan

3 pemikiran pada “Hati-hati dengan hati

Tinggalkan Balasan ke landy Batalkan balasan